adab murid terhadap guru mursyid
Ayattersebut mengisyaratkan agar kita: 1. Mengetahui bahwa ada tiga tiga macam manusia, yaitu; Al Muhtadi (yang betul-betul baik, karena mendapatkan hidayah Allah), mudhlil (betul-betul jelek, karena disesatkan oleh Allah), dan wali Mursyid (orang mendapatkan tugas dari Allah sebagai pembimbing umat), dan pelanjut tugas kerasulan. 2.
AdabMurid Pada Guru Mursyid Adab murid yang harus diperhatikan terhadap gurunya sebenarnya banyak sekali, tetapi yang terutama dan KH Drs HM Sobron Zayyan MA: Ponpes Al Qur-aniyah Layaknya Ponpes Modern. Dalam waktu dekat, insya Allah Pondok Pesantren Al Qur-aniyah Ceger Pd Aren Tangerang akan mendirikan SMU. Karena 1-2 tahun
A Konsep Adab Murid terhadap Guru 1. Pengertian Adab. Adab berasal dari kata adab dalam kamus Bahasa Arab berarti kesopanan. 1 Yaitu memberikan hak kepada segala sesuatu dan waktu, dan mengetahui apa yang menjadi hak diri sendiri dan hak Allah SWT. perilaku mulia atau tata krama spiritual di jalan sufi serta kesempurnaan dalam perkataan dan
AdabBagi Para Murid yang Melupakan Akhlak Terhadap Guru. Islam Kaffah - SERINGNYA KITA LUPA, ADAB TERHADAP GURU #GuruMuslimahInspiratif — Imam Abu Zakariya Al-Anbani pernah berkata, “Ilmu tanpa adab seperti jasad tanpa roh, dan adab tanpa ilmu pohon yang tidak berbuah.”. Adab seorang murid terhadap guru.
kebenaranoleh semua murid. Segala ilmu pengetahuan yang didatangkan dari seorang guru dijadikan sebuah masyarakat terhadap guru, menurut Nana Sudjana, disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: 1. Adanya pandangan sebagai Mursyid yaitu seorang guru yang berusaha menularkan penghayatan (transinternalisasi) akhlak dan atau
MenurutUmi, mursyid adalah mujaddid umat yang tidak ada apa-apa kepentingan diri dan ikhlas semata-mata kerana Allah.Tanggung jawab murid adalah patuh dan taat kepada guru. Umi sebagai isteri dan sekali gus murid Haji Mahmud, mengutamakan kedudukan adab
Halini terkait dengan aspek kompetensi dan kemampuan guru dalam mendidik nilai kepada siswa. Undang-undang Guru dan Dosen Nomor 14 tahun 2005 cukup tegas bahwa guru harus memiliki kompetensi pribadi dan sosial. Update 28 Desember 2021. ( Namun sayangnya kompetensi ini cukup sulit diuji secara objektif pada calon guru.
MenurutBeliau hal itu salah satunya adalah karena ketawadhu’an dan adab / etika murid kepada Mursyid saat ini itu tidak seperti pada masa-masa sebelumnya. Beliau mencontohkan bahwa dulu itu, jamannya Syaikh Mustaqim, murid senantiasa menjaga ketawadu’an dan adab kepada Mursyid dengan sungguh-sungguh, salah satunya adalah ketika
Sehinggasaat kita menilai keburukan murid lain, itu sama saja dengan memberi penilaian yang buruk atas hasil dari bimbingan guru mursyid, hal itu hanya akan menyakiti hati guru mursyid saja. Masih banyak adab yang lain, saya hanya sebutkan sebagian kecil saja. Bisa jadi tiap guru mursyid memiliki aturan-aturan tersendiri mengenai adabiyah ini.
Ataudengan kata lain orang yang telah berbai’at kepada seorang guru mursyid untuk mengamalkan wirid thariqah. Dalam thariqah Tijaniyah sebutan untuk para murid adalah ikhwan. Adapun untuk melaksanakan dzikir di dalam thariqah terdapat tata krama yang harus diperhatikan, yakni Adab Berdzikir.
. Adab murid terhadap guru – Tentunya setiap orang yang menuntut ilmu, seharusnya sebelom menuntut ilmu wajib belajar ilmu adab dulu. Karna orang yang mempunyai adab, sudah pasti mempunyai tersebut dijelaskan oleh, Syaih Abdul Qodir Al-Jailani Apabila kita ingin mencari makhluk yang alim, maka Iblis lebih alim dari manusia. Tetapi Iblis dikeluarkan dari surga, karna tidak mempunyai adab kepada nabi Adam seharusnya, wajib bagi setiap penuntut ilmu untuk menghiasi dirinya dengan akhlak, dan adab yang mulia. Selain kita dianjurkan menuntut ilmu, kita wajib menghormati orang yang mengajari ilmu yaitu saya bahas dengan singkat dan jelas, bagaimana tata cara adab murid terhadap guru yang benar menurut para Adab Murid Terhadap Muridsumber Ulama adalah satu satu pewaris nabi yang masih ada di zaman ini. Oleh karna itu, kita harus belajar adab-adab murid terhadap guru agar bisa patuh kepadanya. Karna guru adalah aspek yang besar dalam mengajarkan ilmu kepada telah disampaikan dari Rasulullah dalam haditsnya ان الانبياء لم يورثوا دينارا ولا درهما وانما ورثوا العلم“Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, tetapi mewariskan ilmu”Adab Murid di dalam KelasKetika pelajaran sudah dimulai maka kita harus konsentrasi dalam mendengarkan apa yang telah guru sampaikan. Agar ilmu yang kita dapatkan menjadi ilmu yang Hatim Al-Asham berkata “janganlah kamu melihat siapa orang yang berbicara, akan tetapi lihatlah kepada apa yang ia bicarakan”Keterangan ini disambil dari Al-Manhaj As-SawiyOleh sebab itu, kita wajib mendengarkan apa yang telah guru sampaikan selama kita berada di pondok pesantren. Karna 70% ilmu bisa diperoleh dengan sebab ikatan yang kuat antara murid dan Murid Ketika BerbicaraPara ulama sudah menjelaskan tentang adab bertanya kepada guru, karna bertanya juga memilki adab di dalam agama bertanya, maka harus disampaikan dengan cara yang penuh kelembutan, jelas, singkat dan tenang. Agar guru menjawabnya dengan penuh kasih Bakr Abu Zaid berkata ”Pakailah cara yang baik dalam bertanya kepada guru, gunakan adab saat kamu berbicara dengan-Nya”Keterangan tersebut diambil dalam Kitab, Hilyah Tolibil IlmiImam Abu Hanifah berkomentar Jika beliau duduk dihadapan Imam Malik, beliau layaknya seorang anak yang duduk di depan Duduk dihadapan GuruDuduklah dengan tenang dihadapan guru, jangan bersandar, dan membentangkan kaki. Karna ini merupakan ajaran dari para salaf kita. Yang telah menjadi suri tauladan bagi setiap Syafi’i berkata “Aku membuka lembaran kitab dihadapan Imam Malik, dengan sangat pelan karena memuliakannya. Agar beliau tidak mendengar suara jatuhnya lembaran itu”Keterangan ini diambil dari kitab Al- Manhaj As-Sawiy.Karna dulu para sahabat ketika duduk bersama Rasulullah. Tidak ada seorangpun yang berbicara, apalagi bercanda yang tidak ada gunanya. Hanya ingin mendapatkan barokah Adab Terhadap Gurusumber guru adalah salah satu kewajiban kita sebagai murid. Karna guru termasuk aspek yang paling besar dalam kehidupan kita. Dengan adanya seorang guru, kita bisa mengetahui siapa tuhan para pepatah berkata لو لا مربي ما عرفت ربي“Seandainya kalau bukan karna guruku, maka aku tidak pernah tahu siapa tuhanku”Karna guru mengajarkan kita, tentang bagaimana cara mendekatkan diri kepada seorang murid mempuyai akhlak yang kurang baik kepada gurunya. Maka akan mendapatkan dampak negatif terhadapnya, contoh Hilangnya keberkahan GuruSeorang guru mempunyai hak-hak dalam mengajar muridnya. Maka dengan itu kita hormati hak guru para ulama salaf telah memberikan contoh kepada kita semua, agar supaya senantiasa menghormati Abu Zakariya Al-Anbani berkata “Ilmu tanpa adab seperti jasad tanpa ruh, dan adab tanpa ilmu pohon yang tidak berbuah”Ini adalah ajaran para ulama salaf kita. Yang telah memberikan contoh, cara menghormati terhadap Prilaku dan AkhlaknyaSuatu kewajiban bagi kita, untuk mengambil ilmu serta meniru akhlak yang baik seorang guru. Namun akhlak buruknya jangan sampai dijadikan tujuan seorang penuntut ilmu, hanya ingin mengambil ilmu dari seorang guru, kemudian meniru ulama berkata “Jadikanlah gurumu sebagai contoh untukmu dalam berakhlak yang mulia, apabila gurumu itu sangat baik akhlaknya”Berprasangka Baik KepadanyaKita harus mempunyai prasangka yang baik kepada guru kita. Memuji akhlaknya yang penuh keangungan, mengikuti arahannya. Agar senantiasa mendapatkan keberkahan sumber hukum Islam mengajarkan kepada kita bahwa guru adalah salah satu orang berilmu yang benar-benar harus dihormati. Sebab dari guru, kita mendapatkan ilmu yang tak para sahabat, rela melakukan perjalanan yang jauh hanya untuk mendapatkan satu hadits saja. Yang disampaikan oleh gurunya di majelis adalah adab-adab murid terhadap guru yang perlu di terapkan ketika menuntut ilmu Merendahkan Diri di Hadapan Gurusumber seorang santri harus membersihkan dirinya dari sifat-sifat tercela, seperti Sombong, dengki, dan berdusta. Baik itu berada dihadapan orang lain, lebih-lebih berada dihadapan orang yang sombong, biasanya sulit menerima nasehat dari seorang guru. Oleh sebab itu merendah dirilah dihadapan guru, agar ilmu yang kita dapatkan menjadi di dalam kitab tadzkirah sami’ hal. 88.“Hendaklah seorang murid mengetahui bahwa tunduknya kepada guru adalah kebanggaan, sedangkan rendah dirinya adalah kemuliaan”Sebagian ulama berkata Bahwa 70% ilmu itu bisa didapatkan, dengan adanya sebuah ikatan yang kuat, antara murid dan Terhadap Kesalahan Gurusumber guru pasti mempunyai karakter yang berbeda-beda. Ada yang keras, adapula yang mempunyai sifat yang lemah lembut. Maka sudah seharusnya kita bersabar, dan jangan pernah berpaling guru juga manusia biasa, yang pantas pada dirinya adalah sebuah kesalahan dan dosa. Sebagaimana yang telah dikatakan oleh para pepatah; “Manusia adalah tempat lupa dan keliru”.Imam Syafi’i berkata “Gagalnya seorang murid mendapatkan ilmu, karna memusuhi penghuninya”Hendaknya terus bersabar dengan sikap keras dan akhlak buruk seorang guru. Banyaklah besyukur atas ilmu dan arahan yang telah didapatkan. semoga dengan adanya kesabaran, kita bisa mendapatkan ilmu yang Kebaikan untuk Gurusumber satu hal yang dapat kita lakukan untuk membalas jasa-jasa guru kita adalah, mendo’akan yang terbaik kepadanya. Karna kebaikan hanya bisa dibalas dengan kebaikan salaf berkata “Tidaklah saya mengerjakan sholat kecuali saya mendo’akan guru-guruku”Jika bukan karna ilmu yang guru sampaikan kepada kita. Munkin sampai saat ini, kita dalam keadaan dengan itu tuntutlah ilmu dari sejak kita usia dini, sampai kita masuk ke liang kubur. Karna kewajiban seorang islam menuntut ilmu tidak akan berhenti sampai kita pahamilah bagaimana tata cara adab yang benar terhadap guru. Agar ilmu yang kita dapatkan menjadi ilmu yang bermanfaat baik untuk agama dan sebaik-baiknya raja, adalah raja yang bersandar pada pendapatnya para ulama, dalam mengambil sebuah artikel yang saya tulis kali ini, bisa memberikan manfaat kepada siapapun yang kepada para penuntut ilmu, yang masih belom mengetahui tata cara adab yang benar kepada seorang guru. Semoga artikel ini menjadi tambahan wawasan kepadanyaTerahir dari saya, barang kali ada pertanyaan yang ingin diajukan. Tentang adab murid terhadap guru dan sejenisnya. Bisa kirimkan melalui from komentar yang telah tersedia di bagian bawah situs ini. Juga diharapkan, kritik dan sarannya, bagi semua teman-teman membacanya.
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuh 1. Keyakinan penuh kepada Guru Mursyid dalam ajaran, bimbingan, dan pensuciannya atas diri murid-muridnya. – Mencintai Guru Mursyidnya dengan maksimal. – Meyakini kesempurnaan Guru Mursyid dalam mendidik dan membimbing. – Meyakini bahwa tidak ada samanya di daerah itu yang lebih utama dari Guru Mursyidnya. – Jika memandang orang lain lebih sempurna, maka ikatan cinta pun melemah, dan ucapan serta tindakan Guru Mursyid tidak banyak berpengaruh. – Sarannya adalah cinta. – Pengamal adab akan memperoleh tempat dan kecintaan di dalam qolbu sang Syeikh dan diridhoi dalam pandangan Allah Swt. Sebab dengan rahmat, anugerah, dan perhatian Allah Swt, Allah Swt senantiasa melihat dan mengawasi hati para kekasih atau wali-waliNya. Dengan bersemayam di dalam ruang qolbu Syeikh, rahmat dan anugerah Allah terus-menerus mengaliri segenap keberadaannya. – Keridhaan seorang Syeikh menandakan keridhaan Allah, Nabi Muhammad Saw dan seluruh Syeikh yang menempuh jalan Tasawuf. – Menghormati ulama-ulama dan para Syeikh adalah hak yang penting, tidak memenuhi hak mereka berarti menantang seorang Syeikh. – Ditengah para murid laksana Nabi dengan sahabat. 2. Ketetapan hati yang sempurna untuk mendatangi Guru Mursyid. – Sadarilah tanpa mendatangi Guru Mursyid, pintu tidak bakalan terbuka. – Jadi di depan pintu gerbang Guru Mursyid, harus berniat menyerahkan hidupnya dan mencapai tujuan. – Menjadikan perantara wasilah antara dirinya dengan Allah Swt. – Tandanya Tidak menolak dibimbing dan diarahkan oleh Guru Mursyid. – Ibarat dokter dengan pasien dan pemandi dengan jenazah. – Selalu menghadiri majelisnya. – Tidak berpaling kepada selain Guru Mursyidnya agar hatinya tidak bimbang antara 2 Mursyid. 3. Mematuhi perintah Guru Mursyid. – Dengan segenap jiwa dan raga mengakui kekuasaan Guru Mursyid dan mematuhi semua perintahnya. Sebab tanpa ketaatan tidak akan bisa mengetahui ketulusan dan apa yang bisa diraih. – Harus pasrah dan taat dalam semua perintah dan nasehat. – Jika Guru Mursyid marah atau menunjukkan sikap acuh tak acuh, janganlah memisahkan diri darinya, akan tetapi harus mawas diri, kemungkinan kekurang ajaran yang dilakukan atau telah melakukan pelanggaran atas perintah Allah atau telah melakukan larangan Allah. Hendaklah ia bertaubat kepada Allah dan minta maaf pada Guru Mursyid dan bertekad tidak mengulangi kesalahannya. 4. Tidak melawan kewibawaan Guru Mursyid. – Jika ada sesuatu yang tidak dapat dipahami dan kebenarannya belum dimengerti. Harus selalu ingat kisah Nabi Musa As. dengan Nabi Khaidir As. – Tidak boleh menentang Guru Mursyid dalam metode yang digunakannya untuk mendidik murid-muridnya. – Tidak menyalahi Guru Mursyidnya secara lahir dan tidak menentangnya secara batiniah. – Akibat dari akal dzahir yang terlalu diperturutkan. Komentar yang dilontarkan adalah tanda kebodohan, mungkin ia pintar ilmu logika tapi bodoh ilmu batin atau hikmah diam lebih baik jika tak mau bertanya. 5. Menafikan kehendak dan keinginannya sendiri. – Tidak boleh memulai sesuatu tanpa menyesuainya dengan keinginan Guru Mursyid. – Bersabar atas sikap-sikap Guru Mursyid yang merupakan bagian dari pendidikan. – Bergegas membantu Guru Mursyid sebisa mungkin. – Menghindari untuk tidak menyalahi Guru Mursyid, karena menyalahi Guru Mursyid adalah sebuah racun ganas yang bisa membahayakannya. – Murid tidak seyogyanya mencari-cari dalil dan alasan meminta rukhshah keringanan atas apa yang diperintahkan padanya. 6. Selalu menghargai pemikiran Guru Mursyid. – Tidak boleh melakukan apapun yang dilarang atau dibenci Guru Mursyid, walaupun dianggap persoalan kecil. – Jika sedang ada pertanyaan yang dilontarkan kepada Guru Mursyid, hendaknya murid diam. Jika ia menemukan kekurangan atau ketidak tepatan pada jawaban Syeikh, hendaklah tidak membantah. Akan tetapi ia bersyukur kepada Allah atas keutamaan ilmu dan nur yang diberikan khusus oleh Allah. Jika kesalahannya fatal, maka sebaiknya ia cepat menegurnya dengan sepatah kata sehingga Syeikh bisa langsung meralatnya, lalu ia murid bertobat sebab jalan terbaik bagi murid adalah diam. 7. Mengacu pada pengetahuan Guru Mursyid dalam menjelaskan makna berbagai macam pengalaman rohani atau mimpi. – Untuk membedakan kebenarannya, karena bisa jadi muncul dari ungkapan hasrat buruk yang terpendam atau kabar dari iblis. – Sampaikanlah pada Guru Mursyid agar bisa dipahami. 8. Menghormati ucapan Guru Mursyid. – Lidah Guru Mursyid merupakan mata rantai kehendak Allah Swt. – Harus yakin, bahwa Guru Mursyid adalah juru bicara Allah Swt dan bukan juru bicara hawa nafsu. – Qolbu Guru Mursyid laksana lautan yang luas dan berisi mutiara pengetahuan, permata ma’rifat dan selalu ditiup oleh angin rahmat dari Dzat Maha Abadi, dan menyisakan sebagian mutiara dan permata itu dibibir pantai lidahnya. Tidak ada ucapan Guru Mursyid yang sia-sia. – Karena berbekal kemunafikan dan pengetahuannya sendiri semata dan dorongan hawa nafsu seorang murid, ia tidak akan sampai kepada Allah dan tidak akan mendengarkan ucapan Guru Mursyid. 9. Merendahkan suara. 10. Menahan diri dari tindakan diluar batas. – Dengan ketidak sopanan karena terlalu gembira bersama Guru Mursyid atau terlalu banyak bertanya atau mendebat, akibatnya hijab kemuliaan atau kehormatan terkoyak dan pintu keberkahan pun tertutup. – Hendaklah mengagungkan Guru Mursyid dan menjaga kehormatannya, baik didepan maupun di belakang Guru Mursyidnya. – Senantiasa memulai pertemuan dengan ucapan salam. – Ikut berdiri ketika ia berdiri. Contoh dilarang Membebani Guru Mursyid dalam urusan kepengurusan Mendahului Guru Mursyid makan, minum, dan bertindak kecuali atas izinnya. Panggilan yang tidak dengan sebutan kehormatan. Berlalu lalang jalan dekat di hadapannya. Menyibukkan diri saat Guru Mursyid bicara, misal berdzikir dengan tasbih atau sejenisnya. Tertawa yang panjang dan keras di hadapannya saat Guru Mursyid bicara. Banyak bicara di hadapannya. Keluar dari Majelisnya bergerak keluar. Ribut di dalam Majelisnya. Menggelar sajadah di hadapannya kecuali saat shalat. Menggulung sajadahnya sementara di atas sajadahnya ada orang yang lebih tinggi tingkat spiritualnya. Berbicara di hadapan Guru Mursyid kecuali dalam kondisi darurat bertanya pada teman dan tidak menunjukkan sedikitpun keistimewaan dan kelebihan dirinya di hadapan Guru Mursyid. Meminta kembali sesuatu yang ia berikan kepada Guru Mursyid, hal ini merupakan dosa besar dan dapat membatalkan status kemuridannya. “Orang yang menarik kembali hibah yang telah diberikannya seperti anjing yang menjilat muntahannya sendiri.” HR. Bukhari Marah terhadap Guru Mursyid. Ia harus cepat-cepat minta ampun kepada Allah Swt dan meminta maaf kepada Guru Mursyid dan merendahkan diri kepadanya. Memegang bajunya ketika ia berdiri. 11. Mengetahui waktu yang tepat untuk bicara. – Tidak boleh terburu-buru dan bicara kasar. – Sebelum berbicara, harus menunjukkan kerendahan hati, tenang dalam berucap dan jangan terlalu banyak bertanya. – Tidak meminta penjelasan tentang sesuatu masalah ditengah perjalanan hingga sampai kerumahnya dan tidak banyak bertanya ketika ia merasa jenuh. 12. Menjaga batas kehormatannya sendiri. – Tidak boleh berbicara sesuatu masalah yang bukan menjadi bagian dari kedudukannya maqam. – Harus bersikap jujur dan ikhlas dalam bergaul dengan Mursyidnya. – Jika berlangsung suatu perkara di depan Guru Mursyid, murid berhak diam meskipun dia memiliki penjelasan dan jawaban atas perkara itu. 13. Mampu menjaga rahasia-rahasia Guru Mursyid. – Tidak boleh mengungkapkan setiap keadaan berupa keajaiban, mimpi dan pengalaman rohani yang dirahasiakan oleh Guru Mursyid. – Rahasia adalah aib dan menyebar luaskan aib adalah dosa karena akan mengakibatkan fitnah. – Tidak menyampaikan ucapan-ucapan Guru Mursyidnya kepada manusia, kecuali sesuai dengan kadar pemahaman dan nalar mereka. – Jika melihat suatu aib pada diri Guru Mursyid mesti ditutupi. – Jika Guru Mursyid pernah keliru, lalu kembali ke jalur syara’, maka ia harus meyakini bahwa aib dan kesalahan yang dulu benar-benar telah hilang dan Guru Mursyid telah naik ke derajat yang lebih tinggi. Ini merupakan fase peralihan antara 2 status spiritual hal, sebab setiap peralihan status spiritual memiliki fase pemisah, antara hukum rukhshah syara’, kemudian ibahah, kemudian azhimah hukum asli dan ketentuan yang lebih berat Al-Asyadd. Kesalahan dan keinsyafan yang dilakukan Guru Mursyid harus dipandang simbol berakhirnya status pertama, untuk kemudian masuk ke ambang status kedua peralihan dari satu wilayah ke wilayah lain. Dengan kata lain melepas jubah kewalian tertentu dan memakai jubah kewalian lain yang lebih tinggi dan mulia. Sebab setiap hari mereka bertambah dekat dengan Allah para wali. 14. Mengungkapkan berbagai rahasia kepada Guru Mursyid. – Setiap keajaiban dan anugerah yang diberikan Allah kepadanya harus segera diceritakan kepada Guru Mursyid, untuk memperoleh penjelasan dan penilaian dari Guru Mursyid. 15. Berbicara kepada Guru Mursyid sesuai dengan kadar pemahaman pendengar lainnya. Referensi 1. “Rahasia Perjalanan Menuju Allah” Syeikh Muhammad Efendi Sa’ad As Singkawani Al Jawi 2. “Menelusuri dan Memahami Jalan Kesufian” Syeikh Abdul Qadir Al Jailani 3. “Lautan Hakikat” Syeikh Abdul Qadir Al Jailani 4. “9 Risalah Al Ghazali” Imam Al-Ghazali 5. “Hakikat Tasawuf” Abdul Qodir Isa 6.”Awaarif Al-Ma’aarif Puncak Pengetahuan Ahli Makrifat” Syeikh Syihaabuddin Umar Suhrawardi Kamis, 18 Oktober 2018 Adha Risyandi
Home Tausyiah Jum'at, 26 November 2021 - 1345 WIBloading... Memuliakan dan menghormati guru adalah salah satu adab dalam menuntut ilmu. Foto/Ist A A A Islam sangat memuliakan ilmu sehingga para guru atau Mu'allim wajib kita hormati dan muliakan. Selain menghormati guru, seorang murid juga harus menjunjung tinggi adab kepada gurunya. Bertepatan dengan Hari guru yang diperingati setiap tanggal 25 November 2021, sepatutnya kita mendoakan guru-guru yang pernah mengajarkan kebaikan kepada kita. Berikut 12 adab murid kepada guru. Adab-adab murid ini dinukil dari Kitab Mabadi issuluk Fi Ma'rifati 'Alaqatil Abdil Mamluk Ma'al Malikil Muluk karya Sayyidil Habib Abu Bakar Al-'Adny Bin Ali اَنْ يَبْدَأَهُ بِالتَّحِيَّةِ وَ السَّلَامِ1. Hendaknya sang murid memulai terlebih dahulu sapaan dengan sapaan yang agung dan salam kepada sang guru.٢ . أَنْ يُقَلِّلَ الكَلَامَ بَيْنَ يَدَيْهِ اِلَّا لِضَرُورَةٍ2. Sedikit berbicara di hadapannya kecuali dalam keadaan . أَلَّا يَتَكَلَّمَ إِلَّا جَوَاباً عَلَى أُسْتَاذِهِ إِذَا سَأَلَهُ3. Tidak membicarakan hal yang tidak pantas kecuali jawaban atas apa yang ditanyakan oleh gurunya jika . أَلَّا يَسأَلَ حَتَّى يَسْتَأْذِنَ بِأَدَبٍ4. Tidak serta merta langsung bertanya kecuali sampai dengan telah diizinkanya dengan penuh sopan . أَلَّا يُعَارِضُهُ وَ لَا يُشِيْرُ بِخِلَافِ رَأْيِهِ وَلَوْ كَانَ صَادِقًا 5. Tidak mendebatnya dan juga tidak memperlihatkan isyarat pertentangan terhadap pendapat sang guru walaupun hal tersebut adalah benar adanya dan pandangan guru tersebut adalah salah.٦ . أَلَّا يُنَاجِي جَلِيْسَهُ فِيْ مَجْلِسِ Tidak berbisik apa lagi ngobrol dengan yang hadir pada saat majelis guru . أَلَّا يَتَلَفَّتَ اِلَى جِهَةِ اليَمِيْنِ أَوِ الشِّمَالِ 7. Tidak memalingkan diri ke kiri atau ke kanan dari pandangannya.٨. أَنْ يَكُفَّ عَنِ الكَلَامِ مَعَهُ إِذَا أَظْهَرَ مَلَالَهُ8. Mencukupkan suatu pembicaraan pada saat nampak kejenuhan pada sang . إِذَا قَامَ قَامَ مَعَهُ وَلَا يَتْبَعُهُ 9. Jikalau sang guru berdiri, maka berdirilah juga dengannya dan tidak mengikutinya tidak mengurubunginya yang terlalu١٠ . أَلَّا يُسِيءَ بِهِ الظَّنَّ عِنْدَ مُشَاهَدَةِ مَا يَعْتَقِدُهُ مِنْ أَفْعالِهِ خَطَأ بَلْ يَسْأَلُهُ بِأَدَبٍ وَ يَسْتَفْسِرُ عَمَّا أَشْكَلَ عَلَيْهِ 10. Tidak langsung berburuk sangka kepada suatu perbuatan sang guru yang disaksikan dimana perbuatan tersebut kita yaqini adalah salah. Akan tetapi kita bertanya terlebih dahulu dengan penuh sopan santun dan menafsirkan hal tersebut kepada yang baik apa-apa yang telah أَلَّا يَغِيبَ بِغَيْرِ عُذْرٍ عَنْ مَجَالِسِ عِلْمِهِ11. Tidak ghoib absen atau tidak hadhir tanpa 'udzur pada majlis ilmunya sang أَنْ يَفْرِحَ بِمَا يُفْرِحُهُ وَ يُنْكِرُ مَا يُنْكِرُهُ 12. Ikut senang atas atas apa-apa yang disenangi oleh sang guru juga ikut tidak senang atas apa-apa yang tidak disenangi oleh sang Mabadi Issuluk Fi Ma'rifati 'Alaqatil Abdil Mamluk Ma'al Malikil Muluk karya Habib Abu Bakar Al-'Adny Bin Ali Al-MasyhurBaca Juga Bagaimana Adab Murid kepada Guru? Ini Kata Imam Al-Ghazalirhs adab murid kepada guru adab dan akhlak adab murid hari guru nasional Artikel Terkini More 27 menit yang lalu 27 menit yang lalu 48 menit yang lalu 55 menit yang lalu 1 jam yang lalu 1 jam yang lalu